Saat ini perkembangan IT berkembang dengan sangat cepat dan telah membuat proses dan stategi bisnis perusahaan juga berubah dengan cepat. Penggunaan perangkat IT sudah menjadi keharusan dan merupakan bagian dari proses bisnis bukan sebagai pelengkap, dapat dilihat dari anggaran belanja sampai dengan implementasi IT di sebuah perusahaan.
Sejak tahun 2000an sudah banyak solusi untuk menyamakan strategi IT dengan visi misi dan strategi bisnis perusahaan, yang diberikan oleh vendor IT dengan konsep one stop solutionnya. Tetapi muncul masalah baru yaitu besarnya dana/anggaran yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan teknologinya sampai dengan pembiayaan maintenance yang dibutuhkan. Kemudian, terdapat solusi yang ditawarkan pada pendor perangkat lunak, yaitu ASP (Application Service Provider) yaitu merupakan suatu usaha yang menawarkan akses berupa penggunaan aplikasi perangkat lunak kepada pengguna individu maupun perkantoran melalui sarana internet. Pada dasarnya ASP adalah suatu Independent Software Vendor atau ISP yang memanfaatkan internet sebagai sarana penyampaian sehingga program aplikasinya bisa berfungs
Model ASP (Sumber
www.brightmindsynergy.com)
Model ASP tersebut kemudian diikuti oleh perkembangan IT saat ini yang
menuju konsep-konsep social networkingnya, openess, share, colaborations,
mobile, easy maintenance, one click, terdistribusi/tersebar, scalability,
concurency, dan transparan, dan terus masih digali dalam penelitian-penelitian
para pakar IT di dunia, yaitu cloud computing. Akses data dari mana saja dan
menggunakan perangkat fixed atau mobile device menggunakan internet cloud
sebagai tempat menyimpan data, applications dan lainnya yang dapat dengan mudah
mengambil data, download aplikasi dan berpindah ke cloud lainnya, hal ini
memungkinkan untuk dapat memberikan layanan aplikasi secara mobile di masa
depan. Trend ini akan memberikan banyak keuntungan baik dari sisi pemberi
layanan (provider) atau dari sisi user.
Pengertian cloud computing sendiri bermacam-macam, salah satunya pada
jurnal ACM cloud computing adalah sebagai aplikasi-aplikasi yang didefinisikan
sebagai layanan-layanan yang diakses melalui internet, dimana perangkat keras
dan sistem perangkat lunak terdapat pada data center dari penyedia
layanan-layanan tadi[1].
Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang memungkinkan kita “menyewa”
sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan
lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar
secukupnya pula. Dengan konsep ini, sebuah organisasi bisa memiliki akses dan
memanfaatkan sumber daya teknologi informasi tanpa melakukan investasi
besar-besaran.
Trend saat ini adalah dapat memberikan berbagai macam layanan secara
teristribusi dan pararel secara remote dan dapat berjalan di berbagai device,
dan teknologinya dapat dilihat dari berbagai macam teknologi yang digunakan
dari proses informasi yang dilakukan secara outsourcing sampai dengan
penggunaan eksternal data center [2]. Cloud Computing merupakan model yang
memungkinkan dapat mendukung layanan yang disebut ”Everything-as-a-service”
(XaaS).
Ada beberapa keuntungan yang dapat dilihat dari perkembangan Cloud
Computing ini, seperti:
1. Lebih efisien karena
menggunakan anggaran yang rendah untuk sumber daya
2. Membuat lebih agility,
dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan perkembangan yang cepat
3. Membuat operasional
dan manajemen lebih mudah, dimungkinkan karena sistem pribadi atau perusahaan
yang terkoneksi dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah
4. Menjadikan koloborasi
yang terpecaya dan lebih ramping
5. Membantu dalam menekan
biaya operasi biaya modal pada saat kita meningkatkan reliability dan kritikal
sistem informasi yang kita bangun.
Struktur cloud computing (sumber :
deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/mengenal_cloudcomputing.pdf)
Cloud computing memiliki beberapa karakteristik dasar, diantaranya [3]:
1. Scalable (Aggregate),
Pada karakteristik ini cloud computing memiliki kemampuan untuk menyediakan
kebutuhan sesuai dengan permintaan yang diperlukan oleh user.
2. Elastic, Pada
karakterisktik ini cloud computing memiliki kemampuan untuk menaikkan atau
menurunkan daya operasional terhadap aplikasi yang sedang digunakan.
3. Self-service on
demand, Kebutuhan aplikasi disesuaikan dengan permintaan dari user.
4. Ubiquitous access
(service and more), kemampuan untuk dapat diakses dari mana saja menggunakan
perangkat apa saja (device atau application) .
5. Complete
virtualization: acts as one, pada sejarahnya komputasi komputer terkait dengan
teknologi mengenai mainframes, SAN (storage area networks), NAS (network attach
storage), dan yang lainnya hanya berjalan pada sebuah infrastruktur. Pada
karakteristik ini diubah cara kerjanya sehingga dapat bekerja pada beragam
infrastruktur yang dikenal dengan istilah virtualization. Untuk mendukung
kemampuan ubiquitous.
6. Relative consistency,
mendukung dari teknologi virtualisasi maka dapat menghemat biaya dalam
pemanfaatan teknologi informasi.
7. Commodity, jika
argumen mengenai cloud computing dapat menjalankan beberapa infrastruktur maka
sudah tentu menjadi kebutuhan utama dalam penyediaan perangkat teknologi
informasi atau memungkinkan penyewa bisa lebih untuk sebuah aplikasi.
Sementara layanan utama yang disediakan oleh cloud computing dibagi menjadi
3 bagian, diantaranya [4]:
1. IaaS (Infrastructure
as a Service), kemampuan dalam menetapkan ketersediaan perangkat keras kepada
konsumen meliputi: processing, storage, networks and other fundamental
computing resource. Termasuk operating systems and applications.
2. PaaS (Platform as a
Service), kemampuan dalam menyediakan layanan kepada konsumen untuk dapat
membangun aplikasi yang mendukung kedalam infrastruktur cloud computing dengan
menggunakan bahasa pemrograman sehingga aplikasi tersebut dapat berjalan pada
platform yang telah disediakan.
3. SaaS (software as a
service), kemampuan dalam menyediakan layanan yang ditujukan kepada konsumen
untuk dapat menjalankan aplikasi diatas infrastruktur cloud computing yang
telah disediakan.
Demikian, ulasan singkat tentang cloud computing yang diambil dari beberapa
sumber.
Implementasi Cloud Computing dalam pemerintahan.
Cloud Computing dalam pemerintahan (E-Goverment) dapat mendongkrak kinerja
khususnya dalam bidang pemerintahan. E-Goverment dapat membantu para staff di
bidang pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik ke masyarakat.
Pemerintah dalam negara Indonesia telah menggunakan cloud computing. Contoh
pertama yaitu sebagai penyediaan sumber informasi. Badan Pengkajian Dan
Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyediakan layanan Cloud Computing sebagai
layanan jasa alih daya pengelolaan TIK untuk instansi pemerintah. Layanan
ini bertujuan untuk dapat mewujudkan percepatan e-government, karena
memungkinkan pengguna pemerintah berkonsentrasi dalam memberikan layanan dan
tidak dipusingkan dengan konfigurasi maupun pemeliharan perangkat teknologi
informasi.
Selain itu instansi pemerintah seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga sudah menggunakan teknologi ini. Dengan demikian, berdasarkan kalkulasi Balai Ipteknet penggunaan layanan jasa komputasi awan dapat menghemat biaya hampir 50% dibanding dengan menyiapkan infrastruktur dan SDM sendiri yang mencapai ratusan juta rupiah.
Keamanan sistem menjadi prioritas utama layanan Cloud Computing yang dilengkapi firewall, VPN dan Security Operating Centre (SOC) yang merupakan software canggih untuk melakukan pemantauan dan penyaringan deteksi dini terhadap seluruh paket yang melewati jaringan. Sehingga ketika terjadi gangguan dan serangan bisa dilakukan tindak lanjut dan pembenaha.
Teknologi Cloud Computing dapat memudahkan untuk sharing informasi dan pertukaran dokumen. Keuntungan lain, UKM dan Koperasi dapat menurunkan biaya investasi dan operasional IT, keragamannya pun sudah ada serta transparansi dan peningkatkan bisnis koperasi maupun UKM dengan kemudahan teknologi yang ada.
Selain itu instansi pemerintah seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga sudah menggunakan teknologi ini. Dengan demikian, berdasarkan kalkulasi Balai Ipteknet penggunaan layanan jasa komputasi awan dapat menghemat biaya hampir 50% dibanding dengan menyiapkan infrastruktur dan SDM sendiri yang mencapai ratusan juta rupiah.
Keamanan sistem menjadi prioritas utama layanan Cloud Computing yang dilengkapi firewall, VPN dan Security Operating Centre (SOC) yang merupakan software canggih untuk melakukan pemantauan dan penyaringan deteksi dini terhadap seluruh paket yang melewati jaringan. Sehingga ketika terjadi gangguan dan serangan bisa dilakukan tindak lanjut dan pembenaha.
Teknologi Cloud Computing dapat memudahkan untuk sharing informasi dan pertukaran dokumen. Keuntungan lain, UKM dan Koperasi dapat menurunkan biaya investasi dan operasional IT, keragamannya pun sudah ada serta transparansi dan peningkatkan bisnis koperasi maupun UKM dengan kemudahan teknologi yang ada.
Referensi :
[1] Armbrust, M., Fox, A., Griffith, R., Joseph, D, A., Katz, R.,
Konwinski, A., Lee, G., Patterson, D., Rabkin, A., Stoica,
I., dan Zaharia, M. (2010) : A View of Cloud Computing . Journal Communication
of The Acm. Vol. 53. no 4.
[2] Balboni, paoli. Cloud computing for ehealth data protection issues. ENISA
Working Group on Cloud Computing. 2009.
[3] Marks, Eric A., et all. 2010. Executive’s guide to cloud computing. New Jersey: John Willey and Sons.
[4] _____, 2010. Use cases and functional requirements for inter-cloud computing. Global Inter-Cloud Technology forum.
[3] Marks, Eric A., et all. 2010. Executive’s guide to cloud computing. New Jersey: John Willey and Sons.
[4] _____, 2010. Use cases and functional requirements for inter-cloud computing. Global Inter-Cloud Technology forum.
Referensi web :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar